Dawai 2 Asmara (2010)
Gue pertama kali ngeliat film ini pas dibioskop, maksud gue ngeliat posternya. Pas itu gue ngeliat jadwal film yang tayang. Di teater 1 ada film "Darah Garuda" itu loh film action Indonesia favorit gue yang diperankan oleh pacar gue yang bernama Donny Alamsyah (#serius). Di teater 2 ada film "Alangkah Lucunya Negeri Ini". Well, siapa sih yang nggak tau film ini. Sedangkan di teater 3 ada film yang sekarang lagi gue review yaitu "Dawai 2 Asmara". Jujur gue merasa agak kasihan sama film ini karena film ini di kelilingi oleh film berkualitas dalam negeri yang menyebabkan penonton di bioskop deket rumah gue lebih memilih buat nonton film "Darah Garuda" atau "Alangkah Lucunya Negeri Ini".
Namun, karena gue cantik (#ga nyambung) gue pun memutuskan buat menonton film ini. Meskipun gue udah agak enek sama film ini pas gue ngeliat trailernya di bioskop.
Baiklah kembali ke tugas gue, yaitu mereview film.
Film ini dimulai dengan Rhoma Irama menyanyikan lagu hitsnya. Emang sih nggak salah, tapi gue merasa kayak seakan-akan film ini bertujuan untuk mempromosikan beliau dan anak kesayanganya, Ridho Rhoma.
Di scene awal film ini ngebahas dangdut gitu (yaiyalah secara pemainnya Rhoma Irama, masa ngebahas musik jazz. Oh pelis, jangan nggak nyambung deh). Nggak cuma dangdut sih, ada juga beberapa scene yang ngebahas tentang Indonesia gitu. Jujur, gue merasa cukup salut. Tapi rasa salut itu mendadak hilang saat si Ridho Rhoma joget lipsync sambil bermesraan lebay bersama Cathy Sharon layaknya film India. Jujur gue enek banget.
Rasa enek gue terhadap film ini hanya mampu gue tahan sampai menit ke 30 dari durasi 120 menit. Karena akting pemainnya yang kancut abis. Apalagi akting Ridho Rhomanya. Ya ampun, lo itu jadi peran utama yang cukup penting, plis dong kualitas akting lo di tingkatin. Jangan kaku seakan-akan kayak menghapal skenario gitu. Kalau nggak bisa akting yang becus, mendingan kaya gue aja nggak usah terjun ke dunia akting. Daripada malu-maluin. Ups sori.
Ada juga lah pas lagi hawa emosi sambil hujan deres dengan shoot ala ind*siar, dimana akting pemainnya udah lumayan oke eh tiba-tiba muncul transisi yang nggak banget. Semakin jadilah film ini gue cepetin sampai menit terakhir.
At least film ini nggak layak ditonton buat gue. Kecuali kalau lo ngefans berat sama Ridho Rhoma atau Rhoma Irama. Sama seperti gue, yang nonton film ini cuma buat ngeliat aktingnya Delon Idol doang.
Rate 0.8/10
0 comments: