Waktu Yang Menjawab "Time"

8:11 PM 0 Comments


Gue ga tau film ini di rilis tahun berapa, yang gue tau di atas tahun 2005. Sebagai tukang minjem dvd temen (iya gue ngaku kalau gue ga modal). gue langsung mengcopy film-film seabrek dari dvd seabrek yang dia bawa. Sayangnya, mayoritas dari film tersebut adalah film Indonesia. Nggak kenapa-kenapa sih, cuma tau kan film Indonesia sekarang lebih banyak yang ngaco daripada yang bagus ?

Sebelum gue nonton film ini, gue lihat dulu posternya. Maklumlah cara pandang gue terhadap film itu tergantung dari poster film yang sreg di hati atau nggak. Dan sepertinya untuk kata "Don't judge a book by it's cover" nggak berlaku buat gue kalau lagi nonton film. Baiklah kembali ke tugas gue, ngereview film. Poster film ini nggak banget, apa nggak punya koleksi font sama sekali ya ? Kok rasanya fontnya formal banget sih ? Ditambah lagi adegan tidak senonoh sengaja dipampangin (dipajang) diposter dengan ukurang yang big. Entah yang ngebikin poster ini otaknya mesum, atau karena memang itu strategi biar film mereka laku.

Adegan dibuka dengan nggak banget, shoot kamera nya lebih terkesan sinetron abg (bukan ftv ya). Gue heran, apa mungkin kameraman nya lupa kali ya kalau sekarang dia lagi bekerja buat bikin film bukan bikin sinetron.

Biasalah, kalau genre kayak gini pasti bintang cewek nya adalah cewek seksi, dada besar, putih, mulus, dan siap untuk beradegan murahan demi sebuah film. Semakin kesini gue semakin terbiasa dengan hal tersebut. Terbiasa buat muntah maksudnya.

Durasi 30 menit dibuang percuma dengan adegan nggak penting. Gue sangat merasa bosan, dan lo tau kan kalau gue lagi bosen nonton film terus ngapain ? Ya bener, gue lebih memilih untuk tidur, mungkin kalau mood nonton gue udah bagus lagi baru gue lanjutin nonton filmnya.

Ada beberapa akting pemain yang super lebay. Gue ga tau itu tuntutan dari skenario, perintah dari sutradara, atau emang mereka emang lebay beneran. Tapi kalau mereka emang lebay beneran, kayaknya lo mending ikutan casting film comedy deh. Apalagi akting nya Nicky Tirta, sumpah gue enek banget. Ada bagian scene dimana dia marah-marah sama temennya. Oh pelis, suara lo itu lebay banget. Gue merasa kalau lo itu nggak cocok marah-marah, lo lebih cocok menjadi cowok yang mupeng kalau liat cewek seksi, atau ga jadi cowok playboy tingkat kancut atau lo menjadi tokoh yang sangat baik (tapi bego) di sinetron lo dulu (bidadari di RCT*), ups perkataan gue kasar ya ? sorry.

Ada juga yang menurut gue scene yang nggak masuk akal. Dimana ceritanya si penculik sampai ngasih 2 kali kesempatan. Gue tau kok kalau Indonesia terkenal di mata dunia karena kebaikannya, tapi gue ga tau hal ini termasuk hal yang baik atau bego. Kalau memang hal ini baik, kaya nya lo ga perlu jadi penculik deh. Baiklah coba kita bandingkan dengan film Hollywood yang bergenre serupa, kalau kemauan si penculik nggak di turutin, nggak segan-segan si penculik langsung membunuh sandera dengan adegan yang sadis dengan darah yang dimana-mana dan membuat gue nggak nafsu makan seharian.

Namun ada beberapa hal yang gue suka dari film ini, karena gue terlalu meremehkan jalan cerita yang gitu-gitu aja dan shootnya ala kadarnya. Gue sempet salah duga di cerita ini, Gue nggak bisa nebak gimana endingnya. Film ini berhasil mengemasnya dengan baik. Ya meskipun agak lebay juga sih. Tapi lumayan lah gue suka dengan ending dimana karakter-karakter yang terpisah ternyata mereka mempunyai hubungan.

Seperti yang gue bilang di review-review gue sebelumnya tentang ngereview film Indonesia. Kalau gue memberikan nilai 7, itu merupakan skor yang besar untuk film Indonesia. Jangankan film Indonesia, film barat aja gue nggak segan-segan kasih nilai di bawah 5. At least film ini cukup layak buat di tonton, meskipun ada beberapa adegan yang nggak penting juga sih. Tapi sebenernya film ini cukup menghibur kok.

Rate 7/10

0 comments: